Kamis, 05 Januari 2012

Mengajarkan Kejujuran pada Anak

Ada artikel bagus tentang Mengajarkan Kejujuran Kepada Anak yang ditulis oleh Rahman Arif seorang trainer Indonesian Family Inspiration di bulletin Yatim Mandiri edisi Agustus 2011 :


1. Jadi Teladan : Jangan membohongi anak. Sekali orang tua ketauan berbohong, anak akan kehilangan rasa percaya pada orang tuanya. Jika orang tua sudah menjanjikan membelikan sesuatu maka anak akan menagihnya. Apabila kita tidak menunaikan janji kita maka anak sudah menganggap kita berbohong, dan secara tidak kita sadari kita telah mengajarkan kebohongan pada anak. Jangan menyuruh anak berbohong apapun alasannya. Dan jangan berdalih dengan bohong putih, sebab anak-anak belum memiliki kemampuan menyaring hal ini. Ingat bahwa anak akan lebih mudah meniru apa yang dia lihat di sekitarnya.

2. Bersikap tenang dan berfikir positif. Bersikaplah tenang ketika mendapati anak berbohong. Jangan memarahi anak. Jika kita tenang, komunikasi dan tujuan yang ingin kita sampaikan jadi lebih mudah diterima daripada marah-marah. Dorong keberanian anak bersikap jujur dan bertanggung jawab, dengan tidak serta merta memarahi ketika dia melakukan sebuah kesalahan. Seperti ketika anak mengaku memecahkan vas bunga dsb.

3. Cari tau kenapa anak berbohong. Anak berbohong mungkin karena takut dihukum. Mungkin juga takut dengan konsekuensi kesalahan yang telah dilakukannya. Terkadang anak berbohong untuk menghindari kemarahan orang tuanya. Apa yang dikatakan oleh seorang anak selalu ada alasannya. Nah, sebaiknya anda pun bertanya pada diri sendiri, apa tujuan anak sehingga dia berbohong.

4. Punishment. Beri sanksi keras jika anak kebohongannya diulanginya tanpa menjatuhkan hukuman yang bersifat fisik. Sebelum sanksi ini diberikan, ada baiknya apabila pada saat anak ketahuan berbohong dan anak meminta maaf untuk tidak mengulanginya, bahas konsekuensi yang akan anak terima apabila ia berbohong lagi.

Semoga bermanfaat ! Wallahua’lam bishawab !

1 komentar: